Masjid adalah tempat bersujud
dan lambang syiar Islam, oleh karenanya karakter, skala, bentuk bangunan dan ornamen
estetika harus mencerminkan suatu tempat bersujud dan Islami. Masjid ini dirancang
dari bentuk dasar sederhana yaitu bentuk segi empat sempurna dengan setengah
lingkaran ke arah vertikal (kubah), yang didasr oleh kejelasan arah (jiblat) dan
sistem konstruksi (busur/shell) yang dipergunakan, sebagi lambang kesempurnaan dan
keabadian.
Masjid dapat dicapai dari semua arah kecuali dari arah
kiblat (mihrab) sebagai cerminan keterbukaan dari rumah Allah yang dapat dipergunakan
seluruh umat Islam.
Secara keseluruhan bangunan ini menampilkan bentuk
masjid yang sudah dikenal secara umum dengan kubah dan minaret. Hal ini melambangkan
kedekatan dan kewajaran serta menjauhkan dari perasaan akan lingkungan yang kurang
dikenal atau bentuk yang tidak umum.
Secara detail rancangan masjid
adalah:
- Tampak/Façade bangunan
Secara keseluruhan menampilkan
garis-garis vertikal yang mencerminkan hubungan antara manusia sebagai hamba dengan
Allah Sang Pencipta, dan garis-garis horizontal yang mencerminkan hubungan muamalah
antara sesama manusia yang sederajad. Bahkan jendela terbentuk persegi dengan jendela
dari bahan kaca patri bermotif ornamen geometris yang merupakan ornamen hias yang
sesuai dengan ajaran Islam.
- Kubah
Permukaan kubah masjid dilapisi
keramik dengan ragam hias geometri dengan kombinasi warna biru dan krem yang
diharapkan dapat memberi aksentuasi pada bagian yang paling dominan dari masjid
ini.
- Pintu masuk
Daun pintu terbuat dari bahan perunggu dihiasi
ukiran bermotifkan tumbuhan dengan bagian atas daun pintu terdapat huruf Allah di
sebelah kanan dan huruf Muhammad di sebelah kiri. Pintu masuk dikelilingi oleh
dinding kerawang dengan bagian atas berbentuk busur mencerminkan gerbang masuk yang
transparan, tebuka bagi seluruh umat Islam yang hendak bersujud menghadap
Tuhannya.
- Bagian dalam masjid
Balok penguhubung yang mengikat
keempat kolom utama yang menopang atap kubah, dihiasi dengan ragam hias yang Islami
dengan kaligrafi ayat 35 surat an-Nur, dan kaki kubah dikelilingi dengan Asmaul
Husna. Atap berbentuk kubah mewakili bola langit sebagai representasi dari alam
semesta ciptaan Allah dengan jendela sebagai titik-titik cahaya, “Nur” yang menerangi
ruang sholat dengan pencahayaan alami dari luar, sebagi menifestasi bahwa manusia
sangatlah kecil dibanding alam semesta ciptaan- Nya dan dalam sujudnya selalu akan
mencari cahaya, “Nur” hidayah dari Allah. Ornamen estetis dalam amsjid, didominasi
oleh pola-pola geometris yang merupakan ornamen yang bernafaskan Islam. Selain itu
juga diambil ragam hias yang digali dari perbendaharaan ragam hias tradisional yang
semuanya dilaksanakan oleh seniman lokal.
Laporan
Hasil Penelitian
Balai Litbang Agama Jakarta
2006
|