Kamis, 27 Januari 2011 00:06 |
Oleh Abdul Mutaqin
Mengapa kita harus menjadi good listener? Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk pendengar dan ingin didengar. Saya sempat silau dengan istilah core values, good listener dan mencoba mengorek-ngorek substansi keluhuran dari istilah itu. Maklum, karena mungkin belum familiar bagi saya istilah-istilah canggih itu. Tetapi setelah menemukan substansinya, loh, ayah saya sejak bertahun-tahun telah menanamkan nilai-nilai itu dalam kehidupan kami di rumah. “Dengerin baik-baik bacaan ayah, lalu ikutin”. “Pasang telinga kamu. Tadi kan sudah ayah kasih contoh. Yang namanya nun sukun ketemu alif itu bacaannya jelas, idzhar namanya. Bukan dengung. Dengung itu ikhfa”.
|
|
Kamis, 11 Pebruari 2010 16:57 |
Peristiwa maraknya kasus penolakan atas berdirinya simbol- simbol
agama dalam sebuah Negara merupakan wacana kontemporer ummat beragama, khusunya ummat
Islam saat ini. Pelarangan atas dibangunnya menara-menara masjid di Negara Swiss oleh
pemerintahan Swiss merupakan tanda pecahnya kerukunan ummat beragama. Ummat beragama
diberikan hak untuk bersinergi dengan Negara dalam hal perlindungan hak hak asasi
manusia (HAM) dalam memeluk agamanya masing-masing, tidak ada pembatasan yang
merugiakan agama dalam kebijakan hak asasi manusia.
|
Kamis, 11 Pebruari 2010 17:12 |
Oleh: Elvan Syaputra
*)
“Hampir tiba saatnya, umat manusia (musuh Islam) akan mengepung dan
memperebutkan kalian seperti sekelompok orang rakus berebut makanan di atas
nampan“.
Demikian peringatan nabi Muhammad SAW kepada ummatnya. Apa yang
dikhawatirkan Nabi tersebut sudah terbukti, umat Islam telah menjadi kue rebutan para
kolonialis, dikepung dari berbagai arah baik dalam bidang ekonomi, politik, militer,
budaya maupun ideologi pemikiran.
|
|
Kamis, 11 Pebruari 2010 17:07 |
Renungan sederhana atas refleksi KH. Hasyim Muzadi
Ketua Umum
PBNU KH. Hasyim Muzadi menuliskan refleksinya tentang Hijrah di kolom refleksi harian
Republika (20/12/2009) berjudul ‘Hijrah yang Mengajarkan Toleransi’. Penulis biasanya
merasa nyaman-nyaman saja dengan tulisan-tulisan beliau selama ini. Namun untuk
tulisan beliau terakhir ini penulis merasa agak terganggu oleh citarasa liberal yang
terkandung di dalamnya.
|
Kamis, 11 Pebruari 2010 17:09 |
Oleh : Elvan
Syaputra *)
“I've faced the spatial Rini before entering the work
he's right ...... I am not lying” ucap seorang praktisi dalam sebuah perbankan
International dalam sebuah film salah satu produksi Negara Amerika, seraya meyakinkan
bahwa tugasnya sudah rampung. Akan tetapi rasa tidak puas atas apa yang dilakukan
diisbatkan lagi dengan kalimat Demi Tuhan (dengan nama Tuhan) benar sudah kamu
kerjakan.
|
|
|
<< Awal < Kembali 201 Lanjut > Akhir >>
|
Halaman 201 dari 201 |